Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kelompok Tani Desa Kasmaran Banjarnegara Berhasil Budidayakan Kambing Sapera

Sunday, November 17, 2024 | November 17, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-17T13:31:44Z

Seorang peternak sedang mengamati peliharaannya di kandang dekat rumahnya. 

BANJARNEGARA - Kelompok Tani “Guyup Rukun” di Desa Kasmaran, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, telah membuktikan keberhasilannya dalam mengembangkan budidaya kambing Sapera, jenis kambing perah unggulan. Keberhasilan ini merupakan bukti nyata upaya masyarakat dalam memanfaatkan potensi lokal sekaligus mendukung ketahanan pangan daerah.  

Lintar Rafsanandi, Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Kecamatan Pagentan sekaligus pendamping kelompok tani, menjelaskan bahwa kambing Sapera adalah hasil persilangan antara kambing Saanen jantan dengan Peranakan Etawa (PE) betina. 

"Sapera merupakan ternak perah dengan produksi susu tinggi dan lebih kebal terhadap penyakit seperti scabies, yang sering menyerang kambing lokal," jelas Lintar, Sabtu (16/11/2024).

Program Upland Project yang digagas oleh Kementerian Pertanian RI menjadi payung besar untuk pengembangan budidaya kambing Sapera di Desa Kasmaran. Fokus program ini adalah memanfaatkan potensi dataran tinggi, mulai dari sektor tanaman hingga peternakan, dengan tujuan meningkatkan produksi pangan unggulan yang berorientasi ekspor. Melalui program tersebut, Kelompok Tani “Guyup Rukun” mendapat pendampingan intensif dalam pemeliharaan dan pengelolaan ternak.  

Lintar mengungkapkan bahwa produksi susu kambing Sapera di Desa Kasmaran mencapai 3 liter per hari, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang hanya sekitar 2 liter. 

"Selain produktivitas susu yang optimal, kambing ini lebih mudah beradaptasi karena memiliki gen lokal dari kambing PE, sehingga sangat cocok dibudidayakan di daerah Pagentan," ujarnya.  

Ciri khas kambing Sapera meliputi tubuh berwarna putih atau krem polos, tinggi badan mencapai 70 cm, serta telinga yang sedang. Selain itu, kebutuhan pakan hijauan tidak sebanyak kambing lokal karena didukung oleh konsentrat yang meningkatkan produktivitas.  

Saat ini, kelompok tani masih berfokus pada pengembangan populasi untuk meningkatkan hasil susu. Selain susu, kotoran kambing juga dimanfaatkan sebagai pupuk kandang, mendukung program pertanian organik di daerah tersebut.

“Keunggulanya yaitu produktivitas Susu Tinggi, memproduksi susu 2-4 liter per hari dengan kualitas nutrisi yang baik.  Adaptasi lingkungan baik, mampu bertahan di daerah tropis dan kondisi lingkungan yang bervariasi. Pemeliharaan Mudah, Memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit dan mudah dirawat,” ungkapnya.

Budidaya kambing Sapera ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan. (*)

×
Berita Terbaru Update